Rosan Kejar Kontribusi Investasi Lebih Besar demi Pertumbuhan Ekonomi

Sumber Gambar :

Pemerintah Indonesia memasang target ambisius untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen pada kepemimpinan mendatang. Target ini dianggap krusial untuk membawa Indonesia keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah (middle income trap).

Menteri Investasi/Kepala BKPM, Rosan Roeslani, yang baru saja bertemu dengan Perdana Menteri Singapura, Lawrence Wong, mengungkapkan bahwa investasi menjadi kunci utama untuk mewujudkan target tersebut. "Pada kepemimpinan mendatang, Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi 8%. Kunci dari pertumbuhan ekonomi ini utamanya adalah kontribusi investasi yang lebih besar, terutama investasi yang berorientasi pada ekspor," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (29/8).

Dalam pertemuan bilateral tersebut, kedua pemimpin negara membahas sejumlah peluang investasi potensial di berbagai sektor, mulai dari sektor infrastruktur, kesehatan, kawasan industri, energi baru terbarukan, pendidikan, ketahanan pangan dan manufaktur. Ia pun menekankan pentingnya Singapura sebagai partner Indonesia dalam ekonomi dan investasi. Hal ini tidak terlepas dari Singapura yang selalu menduduki peringkat pertama realisasi investasi di Indonesia selama hampir selama 10 tahun terakhir. Di sisi lain, Wong menyampaikan optimismenya terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini. Di tengah kondisi tensi geopolitik yang tinggi, dirinya menyampaikan perlunya peningkatan hubungan bilateral yang lebih erat dan saling melengkapi antar negara, termasuk Indonesia dan Singapura. Ia juga menjelaskan minat dan komitmen beberapa perusahaan Singapura untuk berinvestasi di Indonesia, di antaranya potensi Carbon Capture Storage (CCS), kawasan industri, serta pembangkit listrik di Batam, Bintan, dan Karimun (BBK). Menurutnya potensi tersebut membuka peluang pengembangan data center di Singapura dan Indonesia seiring tingginya pertumbuhan perusahaan teknologi start up. "Dalam hal ini, sumber listriknya memerlukan suplai energi hijau, Indonesia memiliki potensi energi hijau seperti hydro, angin, geothermal dan solar. Indonesia juga memiliki potensi CCS yang besar, dan Singapura akan menjadi pengguna CCS, ini merupakan potensi besar lainnya. Kami harap dapat bekerja sama dengan erat," terang dia. Menanggapi hal ini, Rosan menyampaikan Pemerintah Indonesia telah menyiapkan insentif super tax deduction bagi investor yang menyediakan fasilitas pelatihan dan vokasi. "Intinya, pemerintah Indonesia juga fokus meningkatkan tentang human capital," tegasnya. Pada akhir pertemuan, Wong menyampaikan rencananya melakukan kunjungan ke Jakarta mendekati dilantiknya Presiden Terpilih, Prabowo Subianto, sebagai Presiden ke-8 Republik Indonesia. MoU Pendidikan Penandatanganan MoU tentang Promosi Potensi Investasi di Sektor Pendidikan. (Foto: Arsip Kementerian Investasi/BKPM) Pada rangkaian kunjungan kerja ke Singapura (27/8) tersebut, Rosan juga melaksanakan penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan Chairman dan CEO Raffles Education Limited, Chew Hua Seng, terkait Promosi Potensi Investasi di Sektor Pendidikan. Ia menjelaskan, MoU ini merupakan kerangka kerja kolaborasi antara Kementerian Investasi/BKPM dengan Raffles untuk memfasilitasi potensi investasi sektor pendidikan di Indonesia, yang dapat menyediakan pendidikan kualitas tinggi dan selaras dengan kebutuhan tenaga kerja di Indonesia, khususnya Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. "Saya berharap MoU ini dapat meningkatkan hubungan baik antara dua pihak, serta dapat mengembangkan kolaborasi dalam skala yang lebih luas. Termasuk studi gabungan untuk membahas potensi investasi di sektor pendidikan, pengembangan fasilitas edukasi yang mutakhir," papar dia. Rosan menambahkan, kolaborasi ini juga diharapkan dapat berperan dalam pengembangan kapasitas tenaga pendidik, administrator dan institusi pendidikan lokal. Kerja sama ini merupakan bagian dari peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan tenaga kerja di Indonesia, sehingga dapat sesuai dengan permintaan pasar tenaga kerja yang ada. Sebagai informasi, pada hari yang sama Rosan juga bertemu dengan beberapa pejabat dan pengusaha Singapura lainnya, di antaranya Deputy Prime Minister Singapura sekaligus Menteri Perdagangan dan Industri, CEO Singapore Food Agency (SFA), Kepala Economic Development Board (EDB), serta Executive Chairman Enterprise Singapore (ESG).  


Share this Post