Berita

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menargetkan pabrik PT Lotte Chemical Indonesia di Cilegon, Banten bakal berproduksi pada Maret 2025. 

Bahlil mengatakan pabrik dengan nilai investasi US$4 miliar (atau Rp65,5 triliun asumsi kurs saat ini) sempat mangkrak sejak 2016. Adapun, proyek kompleks petrokimia ini memulai pekerjaan konstruksi pada 2022, di mana saat ini progres pembangunan mencapai 90%. 

“[Pabrik] Lotte Chemical, ini investasinya US$4 miliar di Cilegon, pada 2016 sempat mangkrak, sekarang sudah hampir selesai,” ujar Bahlil dalam agenda Peresmian Ekosistem Baterai dan Kendaraan Listrik Korea Selatan di Indonesia, Rabu (3/7/2024). 

Sampai dengan kuartal I-2024, realisasi investasi telah mencapai Rp47,31 triliun atau 79,6% dari total rencana investasi. Dalam paparannya, Bahlil menjelaskan, pabrik ini bakal menghasilkan 17 produk, di antaranya ethylene, polypropylene, benzene, dan lainnya. 

Dilansir melalui berbagai sumber, ethylene digunakan untuk menghasilkan banyak produk akhir seperti plastik, resin, serat dan sebagainya.

Polypropylene banyak digunakan untuk pengemasan, tekstil, alat tulis dan sebagainya. Sementara itu, benzene digunakan untuk membuat bahan kimia lain seperti plastik, resin atau digunakan untuk membuat pelumas, karet, deterjen, dan sebagainya. 

Produk yang dihasilkan akan menjadi substitusi impor dengan komposisi 70% untuk kebutuhan dalam negeri dan 30% untuk ekspor. 

Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat meninjau progres pembangunan proyek PT Lotte Chemical Indonesia di Cilegon, Banten, pada Selasa (12/9/2023), mengatakan limbah yang dihasilkan dari pabrik ini juga akan menutup kebutuhan  pembangkit listrik sebesar 50 megawatt.  

“[Limbah] dipakai untuk pembangkit listrik kira-kira akan muncul langkah 50 megawatt karena total yang digunakan listrik di sini kira-kira 100 megawatt jadi separuh dari listrik di sini akan dihasilkan dari industri Lotte sendiri,” tegas Jokowi.