Belajar dari Kasus Jouska, Ini Tips Investasi Saham yang Sehat
Sumber Gambar :Masyarakat tengah dihebohkan dengan kasus PT Jouska Finansial Indonesia, karena jasa penasihat atau perencana keuangan ini membuat kliennya harus kehilangan puluhan bahkan ratusan juta dalam berinvestasi.
Tentu kamu tidak ingin kejadian seperti ini menimpa kamu. Lalu, bagaimana caranya agar kamu bisa menghindari meminimalisasi kerugian ketika berinvestasi? Simak yuk, tips investasi berdasarkan riset dari Lifepal. Riset ini terkait kasus yang dialami klien Jouska dengan berinvestasi di saham PT Sentral Mitra Informatika Tbk atau LUCK.
1. Investor seharusnya melakukan diversifikasi dalam berinvestasiIdealnya, kamu harus menyebarkan investasi pada beberapa instrumen investasi saham. Ini penting agar kamu dapat mengurangi risiko kerugian karena saham atau perusahaan tertentu.
Oleh karena itu, investor biasanya menyebar investasi mereka ke lima hingga 15 perusahaan.Ada berbagai cara untuk menentukan harga saham yang layak. Sebagai contoh rekomendasi untuk membeli saham LUCK pada harga Rp1.457,84 per saham dapat dikategorikan sebagai overpriced alias kemahalan.
Bandingkan dengan sejumlah rasio yang bisa dijadikan patokan bagi investor sebelum memutuskan membeli saham tertentu, misalnya price earning ratio (PER) dan price book value ratio (PBV).
Jika dibandingkan kedua rasio tersebut untuk PT Sentral Mitra Informatika Tbk (LUCK) dengan rasio tiga emiten lain yaitu: PT Astra Graphia Tbk (ASGR), PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL), dan PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) pada tanggal yang sama, akan terlihat perbedaannya.
Tujuan finansial dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan jangka waktu. Investasi untuk tujuan keuangan jangka pendek, biasanya akan dicapai dalam 1-2 tahun. Untuk jangka menengah biasanya antara 2-5 tahun, dan untuk tujuan jangka panjang biasanya akan dicapai dalam jangka waktu lebih dari 5 tahun.
Penempatan investasinya tentu akan disesuaikan dengan jangka waktunya. Investasi untuk tujuan keuangan jangka pendek, biasanya ditempatkan di instrumen berisiko rendah seperti deposito atau obligasi negara, sedangkan untuk tujuan jangka panjang dapat ditempatkan pada iinstrumen dengan keuntungan besar dan risiko besar seperti saham.
Volume transaksi yang kecil dapat mengakibatkan fluktuasi nilai yang sangat besar. Nilai saham dapat meningkat atau menurun sangat drastis dengan angka transaksi yang kecil. Dalam kasus saham LUCK, sayangnya itu menurun dengan sangat drastis.
Hal lain yang menjadi pertimbangan berikutnya adalah likuiditas, atau volume transaksi. Ketika berinvestasi, salah satu aspek yang diperhatikan adalah seberapa besar volume transaksi jual-beli lembar saham yang bisa ditransaksikan di dalam kurun waktu tertentu.