Investasi di Cilegon Capai Rp 21,7 Triliun pada Semester I 2024, Serap Puluhan Ribu Tenaga Kerja

Sumber Gambar :

Jumlah investasi di Kota Cilegon pada semester I Tahun 2024 mencapai Rp 21,7 triliun. 

Pada triwulan I tahun 2024 investasi Kota Cilegon mencapai sebesar Rp 8,299 triliun, kemudian meningkat pada triwulan II sebesar Rp 13,435 triliun.

Sebagian besar investasi di Kota Cilegon adalah sekitar industri dan 3 terbesar yakni dari sektor industri kimia atau petrokimia.

Kepala Bidang Kepala Bidang Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi (Rendalev) Bappedalitbang Kota Cilegon, Tengku Herry Syahputra menyampaikan dari tahun 2019 hingga tahun 2023 investasi terbesar masih dari sektor industri Kimia mencapai Rp 67,5 triliun.

"Untuk penyerapan tenaga kerjanya mencapai angka hingga 3.166 orang di semua petrokimia, artinya cukup besar menyerap tenaga kerja," ujarnya kepada TribunBanten.com, Senin (26/8/2024). 

Tengku mengatakan, selain bermanfaat pada sektor tenaga kerja.

Keberadaan industri sendiri, kata dia, bisa meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) melalui pajak dan retribusi.

Kemudian dengan adanya perkembangan teknologi baru yang diserap tenaga kerja lokal. 

Hal itu tentu dapat mendorong pembangunan infrastruktur jalan, jembatan dan fasilitas umum lainnya.

"Pertumbuhan ekonomi juga dapat meningkatkan standar hidup masyarakat di wilayah tersebut," jelasnya. 

Baca juga: Paling Tinggi di Banten, Investasi di Kota Cilegon Capai Rp 21,734 Triliun

Menurut Tengku, kehadiran industri membantu mendiversifikasi ekonomi wilayah.

Bahkan hal itu juga dapat mengurangi ketergantungan pada sektor-sektor tertentu, seperti pertanian atau pertambangan. 

Kata dia, dengan adanya industri secara umum, termasuk petrokimia di dalamnya akan membawa manfaat pertumbuhan ekonomi dan infrastruktur. 

"Termasuk juga PAD meningkat untuk dikembalikan kepada kepentingan publik," imbuhnya.

Pengantar Kerja Ahli Muda Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Cilegon, Chandra Joenoes menambhakan, pada 2023 ada sebanyak 3.812 pekerja diserap industri petrokimia.

"Sebanyak 7,5 persen atau 288 warga masuk dan bekerja di industri kimia dari total tenaga kerja sebanyak 3.812," ujarnya. 

Kemudian sampai Juli 2024, Chandra menyebut sudah ada sebanyak 651 orang terserap, 115 di antaranya masuk ke industri kimia.   Artinya, kata Chandra, ada potensi masyarakat Kota Cilegon untuk bisa masuk di industri kimia. 

Tinggal bagaimana masyarakat Cilegon mempersiapkan keahlian yang harus dimiliki untuk bisa masuk pada potensi itu. 

Tentunya selain penguasaan teknologi, kata dia, Bahasa Inggris menjadi suatu hal yang perlu untuk disiapkan. 

"Ini menjadi kesempatan untuk mahasiswa agar bisa menguasainya jika ingin masuk ke perusahaan dan industri di Kota Cilegon," jelasnya.

Sementara itu, Akademisi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Sirajuddin menilai industri petrokimia masih akan menjadi yang terbesar, termasuk pada 2025 hingga 2030 mendatang. 

"Ada sekitar 45 ribu yang akan terserap dalam proses konstruksi dan juga 2.500 tenaga kerja saat beroperasi untuk sektor petrokimia di Kota Cilegon," jelasnya. 

Bahkan ke depan, kata dia, akan ada kurang lebih 9 billion dollar Amerika yang akan diinvestasikan sektor petrokimia di Banten. 

Tentunya hal itu bisa memenuhi kebutuhan domestik sebesar hampir 7 juta ton per tahun.

"Berdasarkan data dari Kementerian Perindustrian mencapai 7,2 juta ton per tahun," ujarnya.

Oleh karena itu, kata Sirajuddin, Pemerintah Pusat perlu melakukan perlindungan tingkat komponen dalam negeri (TKDN).

"Serta produk petrokimia lokal yang diproduksi dalam negeri, untuk menjaga industri dalam negeri tetap berkembang," tandasnya.


Share this Post